Dalam dunia manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), diperkenalkan konsep istilah yang sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, “the right man on the right place”, di mana terdapat penekanan untuk meletakkan seseorang di suatu posisi jabatan yang sesuai dengan kompetensi individu dari berbagai pengalaman yang sudah dilewatinya. Hal ini mendukung efektivitas dan produktivitas perusahaan. Terkait penelusuran kompetensi, analisis jabatan mampu memberikan gambaran secara mendalam terkait menemukan kriteria karyawan yang diinginkan dan dicari perusahaan. Tentunya setiap perusahaan menaruh hati pada kompetensi skill dengan skala prioritas yang berbeda masing-masingnya. Kemampuan yang dicari diurutkan dari skala sederhana sampai paling kompleks, mulai dari pengarsipan, komunikasi yang sopan dan lemah lembut lewat telepon, sampai ke bedah saraf ataupun cara berinteraksi dengan supervisor yang disegani. Didasari penelitian yang dilakukan oleh Campion dalam (Prien, 2009), analisis jabatan yang dilakukan cermat dapat meningkatkan prediksi keberhasilan pekerjaan dengan mengidentifikasi kandidat-kandidat yang paling memiliki peluang tinggi untuk berhasil setelah mendekati kriteria yang diinginkan. Analisis jabatan harus secara jelas mencantumkan kualifikasi kompetensi yang hendak dicari ketika menyebarkan lowongan pekerjaan dalam perekrutan kandidat. Hal ini berguna menyaring resume calon karyawan yang menarik dan terbaik. Terdapat pengukuran pada calon karyawan dalam ketelitiannya mempersiapkan resume, faktor sering berganti pekerjaan, dan kemajuan pencapaian calon karyawan dari tahapan yang telah lewati ia sebelumnya. Postingan pekerjaan dengan template akurat dan terperinci akan memberikan perlindungan dari tuduhan perekrutan yang diskriminatif. Contohnya adalah stigma yang berkembang tentang pengaruh relasi atas faktor keberhasilan suatu calon kandidat. Proses analisis jabatan dengan pencapaian tujuan yang maksimal dilakukan dengan pengombinasian tes psikologi dan proses wawancara.